Tuesday, November 3, 2009

JALUR SEPEDA Menuju Kultur Hidup Sehat



Bersamaan dengan dibangunnya angkutan umum massal berbasis bus atau bus rapid transit (BRT) Metrobus, Mexico City pun membangun jalur sepeda. Trek sepeda ini dibangun di antara taman, hutan kota, dan pusat-pusat bisnis di kota itu.

Senin, 2 November 2009 |Oleh Pascal Bin Saju
KOMPAS.com - Pada saat naik Metrobús di Mexico City, pekan lalu, dari dalam bus tampak mencolok sebuah jalur khusus bercat merah di tengah jalan raya yang padat kendaraan. Jalur selebar dua meter itu kadang- kadang melintasi median jalan, bahu jalan, taman, bahkan trotoar atau pedestrian. Jalur khusus itu tidak lain adalah jalur sepeda atau bicicleta. Di setiap persimpangan jalur terpasang rambu tanda larang bagi kendaraan lain, kecuali pejalan kaki dan pesepeda. Jalur itu tampak lengang, hanya sesekali beberapa orang bersepeda melintas.

Meski jalan macet, tidak ada satu pun pengendara mobil atau motor menerobos jalur sepeda— sama seperti terhadap jalur Metrobús. Selain dibangun paralel dengan jalan utama, jalur sepeda juga menyeberangi jalan raya yang padat lalu lintasnya atau melintasi tanjakan jembatan. Jalur ini menembus pusat bisnis, perkantoran, permukiman, taman, dan hutan kota. Pemerintah juga menjamin keselamatan pengendara dan penggemar olahraga bersepeda dengan sterilisasi jalur.

Mexico City memiliki sekitar 7,4 kilometer jalur sepeda. Kompas berkesempatan mencoba menikmati kenyamanan jalur sepeda ini dengan mengayuh sejauh lebih kurang lima kilometer melintasi pusat-pusat bisnis, perkantoran, permukiman, taman, dan hutan kota. Jalur sepeda dibangun dengan mengambil ruas jalan yang sebelumnya buat kendaraan bermotor. Ketika sudah menjadi jalur sepeda, di setiap ujung jalur diberi rambu atau penanda bergambar orang sedang berjalan dan sepeda. Artinya, jalur itu dikhususkan bagi pesepeda dan pejalan kaki.

Dhyana Quintanar Solares, Koordinator Strategi Mobilitas Sepeda—berada di bawah Badan Pengendali Lingkungan Hidup Mexico City—mengatakan, pemerintahnya berambisi membangun jalur baru. Pada tahun 2010 akan dibangun tiga jalur baru lagi dengan panjang total 21,2 kilometer. Pemerintah Guadalajara, kota terbesar kedua setelah Mexico City berpenduduk 4 juta orang, memutuskan membangun jalur sepeda paralel dengan Koridor II Macrobus. Pembangunan Koridor II dan jalur sepeda sepanjang 16 kilometer (10 mil darat) dimulai akhir Oktober atau awal November 2009.

Jumlah warga Mexico City yang mengendarai sepeda ke tempat kerja dan sekolah cukup banyak. Menurut Dhyana, pada tahun 2007 ada 100.024 orang per hari atau 1 persen dari total 12,11 juta perjalanan per hari saat itu. Pembangunan jalur sepeda di Mexico City akan dilakukan seiring penambahan koridor baru Metrobús. Guadalajara akan melakukan hal serupa pada saat menambah koridor Macrobús. Tidak cukup membangun BRT dan MRT. Harus ada juga jalur sepeda.

Sejak dibangun hingga sekarang, jalur sepeda di Mexico City memang belum begitu ramai. Dhyana tidak menolak fakta itu. ”Jumlah perjalanan dengan sepeda baru sekitar 100.024 orang per hari. Namun, itu sudah luar biasa. Target kami sebenarnya cukup lima persen saja pada tahun 2012.”

Hari wajib bersepeda

Dia menjelaskan, strategi terbaik meningkatkan mobilitas dengan sepeda ialah membangun infrastrukturnya serta sosialisasi yang kuat pula kepada semua lapisan masyarakat. Bukan sebaliknya, menunggu tumbuhnya jumlah pengguna atau pengendara sepeda.

Guna meningkatkan kembali animo masyarakat menggunakan angkutan yang ramah lingkungan, Pemerintah Mexico City melakukan beberapa langkah strategis. Selain sosialisasi ke sekolah, perguruan tinggi, kantor, dan permukiman, juga penerapan hari wajib bersepeda.

Pada setiap hari Senin pertama setiap bulan, semua pegawai pemerintah, termasuk walikota, wajib bersepeda ke kantor. Selain itu, badan pengendali lingkungan hidup juga mengadakan kegiatan bersepeda setiap hari Sabtu atau Minggu, yakni program muévete en bici dan ciclotón.

Dua program ini pada dasarnya sama, kecuali berbeda dalam hal jarak tempuh. Muévete en bici adalah acara bersepeda yang diwajibkan setiap akhir pekan di distrik kota tua Mexico City (diikuti lebih dari 15.000 orang). Ciclotón dilakukan distrik-distrik lain di seluruh Mexico City.

Selama kegiatan berlangsung (pukul 08.00-14.00), jalan-jalan yang dilalui sepeda tertutup total untuk kendaraan penebar polusi. Bahkan, mulai tahun 2010, semua area kota tua ditutup total untuk kendaraan bermotor. Wilayah itu hanya boleh untuk jalan kaki dan sepeda. Di Bogota, Kompas juga berkesempatan mengikuti hari bersepeda pada hari Minggu.

Tidak sulit membangun jalur sepeda seperti itu. Direktur ITDP Indonesia Milatia Kusuma menyebutkan, kunci utama adalah ada kemauan politik yang kuat dari pemerintah untuk menata kotanya menjadi layak huni atau manusiawi. Mexico City dan Bogota sudah menunjukkan kemampuan itu.

Koordinator Bike to Work (B2W) Jakarta Toto Sugito mengatakan, saatnya Jakarta membangun jalur sepeda. Jalur sepeda tidak memerlukan investasi atau dana yang besar karena bisa menumpang bahu jalan yang ada dengan hanya memberi garis pemisah yang tegas.

”Pembangunan infrastruktur tidak sulit karena jalur sepeda bisa menumpang pedestrian atau cukup mengambil bahu jalan utama yang sudah ada. Kalau belum mau membangun jalur sepeda, paling tidak utamakan tempat parkir atau penitipan sepeda,” kata Toto.

Sama seperti MRT dan BRT, pembangunan jalur sepeda adalah bagian strategi menjadikan Mexico City dan Bogota menuju manusiawi, kota sehat, dan layak huni. Kota seperti itu memiliki karakter antara lain kemudahan bertransportasi bagi warga dan bebas polusi, termasuk dari kendaraan bermotor.

Keseriusan Mexico City dan Bogota membangun jalur sepeda itu juga ditunjukkan sejak perencanaannya yang melibatkan sejumlah perguruan tinggi ternama. Dalam kondisi jalan macet, menurut hasil riset itu, sepeda lebih cepat menempuh suatu jarak yang sama dibandingkan mobil.

Misalnya, untuk menempuh jarak 8 kilometer, pesepeda dapat menembusnya dalam waktu 30 menit dengan kecepatan 16 kilometer per jam. Sebaliknya, pengendara mobil lebih lambat, yakni memerlukan waktu 40 menit tetapi kecepatannya hanya 12 kilometer per jam.
Sumber : Kompas. Senin 2 Nov 2009

No comments:

Post a Comment